clock

Kamis, 11 Oktober 2012

bahan bangunan 1


MODUL 1
KELOMPOK DAN SIFAT DASAR BAHAN BANGUNAN



Kegiatan Belajar 1

Tujuan Instruksional Khusus
Setelah akhir pelajaran diharapkan siswa:
-      Mampu menjelaskan pengelompokan bahan bangunan
-      Mampu menjelaskan sifat-sifat bahan bangunan

1.1.      Pendahuluan
Suatu bahan akan bermanfaat bila bahan tersebut memiliki sifat yang cocok untuk penggunaan/pemakaian tertentu. Kemampuan suatu bahan dapat diperkirakan bila sifat-sifat bahan tersebut sudah diketahui.
Pada umumnya bahan memiliki 4 sifat dasar yaitu : sifat mekanis, sifat termal, sifat listrik dan sifat kimia. Keempat sifat tersebut sangat bergantung pada struktur dan atau susunan bahan pembentuknya.
Suatu bahan terbentuk oleh 3 unsur dasar alamiah yaitu : atom, ion dan molekul. Unsur dasar tersebut terikat satu sama lainnya karena ikatan kimia.
Terdapat ±100 macam zat kimia yang masing-masing tidak dapat dipecah menjadi zat lain, yang disebut ”unsur dasar”. Unsur-unsur kimia tersebut adalah :
Oksigen         : 49,7 %        Natrium          : 2,3 %
Silicon            : 26,0 %        Kalium           : 2,3 %
Aluminium      : 7, 3 %         Magnesium     : 2,1 %
Besi               : 4,1 %          Lainnya          : 2,8 %
Calsium          : 3,2 %
Unsur dapat dibagi menjadi bagian yang sangat kecil. Bagian yang terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat yang sama dengan unsur induknya disebut atom.

1.2.      Kelompok Bahan
Bahan-bahan yang dijumpai terutama untuk keperluan teknik dibagi menjadi 4 kelompok :

1.   Kelompok Bahan Keramik
Ikatan kimianya : ikatan ion
Ciri dan sifatnya : Ikatannya kuat sukar dipecah. Titik leleh tinggi tetapi regas. Daya hantar listrik dan panas buruk sekali. Tahan kimia dan tahan korosi.
Contoh bahan     : batu alam, gelas, bahan leramik

2.   Kelompok Bahan Logam
Ikatan kimianya         : ikatan logam
Ciri dan sifatnya           : Ikatannya kuat tetapi lebih rendah dari ikatan keramik. Titik leleh tinggi (lebih rendah i keramik). Bahan liat tetapi keras. Daya hantar listrik dan panas baik. Kurang tahan terhadap kimia dan korosi.
Contoh bahan              : logam-logam untuk keperluan teknik (besi, aluminium, seng, temabag, dll).

3.   Kelompok Bahan Polimer
Ikatan kimianya            : unsur dasar ikatan kovalen, membentuk molekul dasar. Molukel dasar ini dapat bergabung lagi dengan yang lainnya, biasa disebut Poly molekul atau polimer.
Ciri dan sifatnya           : Ikatannya agak kuat tetapi lebih rendah dari keramik. Keras sampai lunak, rengas sampai liat. Titik lembek rendah. Tidak menghantar listrik dan panas. Tahan kimia kurang tahan sinar ultraviolet.
Contoh bahan            : benda organik, plastik, kayu, karet, aspal dll.

4.   Kelompok Bahan Campuran
Kelompok bahan campuran/komposit sebagian besar adalah buatan manusia (bukan alami). Dibuat untuk memenuhi kebutuhan bahan yang diperlukan. Terbuat dari 2 atau 3 bahan dasar.
Ikatan kimianya         : ikatan antar molekul
Ciri dan sifatnya         :Tergantung dari bahan dasarnya, jumlah sifatnya bahan mana yang terbanyak dari bahan penyusunnya.
Contoh bahan  :
·        Beton biasa/adukan : bahan keramik + keramik (semen+pasir atau batu + air) sifatnya keras dan rengas.
·        Beton bertulang : keras tapi tahan lentur, karena adanya keramik dan logam (baja beton)
·        Aspal beton : aspalnya bahan polimer + betonnya bahan keramik sehingga sifatnya liat
·        Karet virodo (rem) : campuran karet (polimer) + serbuk logam (logam) + asbes serat (keramik)

1.3.      Sifat Dasar Bahan
Secara umum unsur-unsur atau bahan yang membentuk bangunan adalah stabil. Suatu benda yang terkena pengaruh gaya luar atau energi dari luar akan memberikan reaksi, untuk menahan gaya luar tersebut. Terjadinya reaksi dari bahan ini akan menimbulkan sifat-sifat tertentu.
Pada umumnya bahan memiliki sifat-sifat :
1.    Mekanis
2.    Thermal
3.    Listrik
4.    Kimia

1.3.1.  Sifat Mekanis
Suatu bahan atau benda bila mendapat gaya luar akan memberikan suatu reaksi akibat gaya tersebut. Akibat adanya gaya luar, benda atau bahan dapat berubah bentuknya  (deformasi) atau akan timbul tegangan. Besarnya deformasi dibandingkan dengan ukuran benda semula disebut regangan (strain).
a.    Tegangan
Tegangan adalah beban dibagi luas bidang.
Arah tegangan pada suatu bahan dapat terbagi 3 arah, tergantung arah beban yang bekerja.
1.    Tegangan axial, terjadi dalam satu arah misalnya pada pembebanan tarik atau tekan
2.    Tegangan bi atau tri axial, terjadi dua atau tiga arah pembebanan dimana arah axial yang dua arah lainnya arahnya tegak lurus sumbu axial.

b.    Deformasi
Suatu bahan bila mendapat beban akan mengalami perubahan bentuk (deformasi). Perlawanan reaksi suatu benda atau bahan akibat pembebenan dapat menimbulkan 3 macam deformasi :
1.    Deformasi Elastis : suatu deformasi yang dapat hilanglagi jika beban yang diberikan pada bahan tersebut dihilangkan.
Besarnya regangan yang terjadi berbanding lurus dengan besarnya tegangan. Perbandingan antara tegangan dengan regangan disebut modulus elastisitas (modulus young)
Regangan dinyatakan dalam persen

2.    Deformasi Plastis : deformasi akibat pembebanan yang melampaui beban elastis. Disini bahan yang dibebani akan mencapai kondisi plastis, sehingga meskipun beban dihilangkan, bahan akan berubah bentuk (deformasi / regangannya tidak hilang).

3.    Deformasi Viscous/Patah : merupakan kelanjutan dari deformasi plastis, dimana terjadi gejala mengalir.
Untuk bahan yang bersifat liat, gejala mengalir ini dapat terjadi, dimana meskipun beban yang diberikan pada bahan tersebut dihentikan, bahan akan terus berubah bentuknya sampai patah/putus atau hancur. Bagi bahan yang bersifat regas, gejala ini tidak terlihat sebaliknya pada logam gejala ini dapat terlihat.
Dari pengertian diatas, hendaknya pemberian beban pada suatu benda/bahan tidak melebihi sifat elastisitanya agar bahan tersebut awet dan aman.



c.    Regangan
Suatu benda bila diberi beban yang relatif rendah dan pembebanan itu masih dalam batas elastis, besarnya beban yang timbul akan sebanding dengan tegangan yang diberikan, serta konstan sifatnya. Dalam keadaan demikian berlaku hukum Hooke:
  atau
Beberapa jenis modulus elastis bahan :
·        Ketangguhan (toughness) diartikan sebagai kemempuan suatu bahan untuk menyerap energi sampai patah.
·        Kelentingan merupakan ukuran kemampuan suatu bahan melenting tanpa merubah sifatnya. Ini ditandai dengan tingginya tegangan regangan pada batas elastis.
·        Keuletan (ductility) merupakan ukuran besarnya regangan suatu bahan sebelum patah.
·        Kekersan (hardeness) yaitu kemampuan bahan untuk menahan beban yang masuk dari permukaan. Cara pengujian yaitu dengan memberikan beban dari permukaan, lalu diukur berapa dalam masuknya beban tersebut.
Cara uji ini dilakukan terhadap bahan yang bersifat ulet (liat), misalnya: logam, karet, plastik. Untuk bahan yang sifatnya regas, bahan keramik atau beton diuji dengan cara goresan/gesekan/geseran.
Cara uji kekerasan lain yaitu goresan dengan alat pembanding kekerasan yang diketahui. Cara ini diciptakan oleh Fredirch Mohs (1882), yang menyusun skala kekerasan berdasarkan kristal mineral yang disebut Skala Kekerasan (Mohs Scale Hardeness) mulai dari 1 s/d 10.
Talk     : 1                Osthoklas       : 6
Gips    : 2                Quartz           : 7
Kalsit   : 3                Topaz            : 8
Flourit  : 4                Korundum      : 9
Apatit  : 5                Intan             : 10

1.3.2.  Sifat Thermal
Suatu bahan bila terpengaruh panas dapat dapat berubah keadaanya, dari keadaan padat misalnya menjadi cair dan kemudian menguap. Perubahan dari keadaan padat ke cair dan menjadi uap disertai dengan pemuaian. Secara umum bahan yang terbentuk oleh ikatan ion yang kuat, memiliki titik leleh yang tinggi.

a.    Daya Hantar Panas
Daya hantar panas adalah kemampuan bahan menghantar panas dari daerah panas tinggi kedaerah panas rendah.
Kelompok bahan logam merupakan bahan yang baik untuk menghantar panas. Kelompok bahan keramik lebih buruk (rendah) daya hantar panasnya. Kelompok bahan polimer memiliki daya hantar panas yang buruk.
Daya hantar panas diukur dengan BTU (British Thermal Unit), perjam penyaluran, per 1 ft persegi dari bahan setebal 1 inchi tiap perbedaan suhu 1oF atau ditulis : BTU/hr/sqft/in/oF
         
Tabel 1.1. Pengembangan thermal beberapa bahan
Kelompok Bahan
Jenis Bahan
Titik Leleh (oF)
Daya Hantar Panas (BTU)
Koef. Muai Thermal
Logam
Baja karbon
Baja Stainless
Aluminium
Tembaga
2700-2800
2700-2800
1100-1200
1800-2000
300–500
100–150
500-1500
500-2500
0.5
7
9
12,5
Keramik
Bata Merah
Beton
Plat Kaca
500-2000
3000
1500
3-6
5-10
5-6

Bahan Molukuler
Kayu
Plastik ABS
400
200-300
1-2
1-2
10-30
50
Polimer
Plastik Acrylik
Plastik Vinyl
Silicon
200-300
200-300
400-600
1
0.5-1
1
30-50
50
1-100

1.3.3.  Sifat Listrik
Gerakan elektron pada bahan logam memunkinkan panas atau tenaga listrik disalurkan. Daya hantar listrik suatu bahan disebabkan oleh adanya gerakan elektron bebas.
Pada bahan yang daya hantar listriknya rendah tetapi didalamnya terselip bahan logam atau zat pelarut yang memungkinkan terbentuknya ion-ion dimana akan ada gerakan elektro, misalnya pada kayu basah, kayu tersebut dapat menghantar listrik sebaliknya bila kayu itu kering  kayu tersebut tidak dapat menghantar listrik.
Logam memiliki tahanan listrik rendah tetapi daya hantar listrik tinggi. Keramikmemiliki tahanan listrik tinggi tetapi daya hantar listrik rendah.
Tahanan listrik dinayatakan dalam ohm/sqft.

Tabel 1.2. Tahanan listrik beberapa bahan
Kelompok
Jenis Bahan
Tahanan Listrik (Ohm/sqft)
Logam
Baja Karbon
Baja Stainless
Paduan Aluminium
Paduan Tembaga
6.10-4
2.10-3
10-6
5.10-3
Keramik
Bata Merah
Beton
Plat Kaca
4.106
4.106
10.1012
Polymer
Plastik ABS
Plastik Acrylik
Plastik Vinyl
Silicon
10.1012-0,1 .1015
100. 1012
100. 109
1012

1.3.4.  Sifat Kimia
Bahan bangunan dipengaruhi oleh udara dan kelembaban, karena mengandung bahan kimia aktif. Pada keadaan tertentu bahan kimia tersebut bahamkimia tersebut dapat bereaksi dengan bahan bangunan dan merusak.
Kelompok bahan keramik dalam keadaan normal dapat tahan terhadap pengaruh ini. Untuk bahan kelompok logam, lebih rumit karena logam pada logam dapat terjadi korosi, akibat terjadi sejumlah kecil tenaga listrik dari salah satu daerah yang disebut anoda kedaerah lainnya yang disebut katoda.
Unsur utama yang terjadi dalam sistem korosi adalah anoda, katoda dan aliran yang menjadi media (elektrolit) yangmenghubungkan anoda dan katoda tadi.




Tabel1.3. Tabel galvani untuk menduga kemungkinan terjadinya korosi pada logam
Kecenderungan Elektrolit
Bahan Logam atau Paduan
Bersifat anodik (naik) ­
Paduan Magnesium
Seng(Zn)
Bersifat Katodik (turun) ¯
Paduan Aluminium
Baja Karbon
Baja Stainless Aktive
Timah Hitam Pb
Timah Putih Sn
Kuningan
Temabaga
Perunggu
Baja Stainless Passive
Emas


R a n g k u m a n

Bahan-bahan keperluan teknik dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
1.    Kelompok Bahan Keramik
2.    Kelompok Bahan Logam
3.    Kelompok Bahan Polymer
4.    Kelompok Bahan Campuran

Bahan umumnya memiliki sifat mekanis, thermal, listrik dan kimia.

Sifat mekanis bahan yaitu : tegangan, deformasi dan regangan

Sifat termal bahan yaitu : daya hantar panas dan pengembangan thermal

Sifat listrik bahan yaitu : daya hantar listrik dan tahanan listrik

Sifat kimia bahan yaitu : bersifat anodik dan katodik


S O A L   L A T I H A N

1.    Mengapa kita perlu mengetahui sifat-sifat dasar bahan?
2.    Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat mekanis dari suatu bahan ?
3.    Jelaskan apa yang dimaksud dengan tegangan?
4.    Sepotong kayu memiliki ukuran 5 x 5 x 5 cm, mampu menahan beban vertikal sebesar 100 kg. Berapakah tegangan yang terjadi pada kayu tersebut ?
Sumber Pustaka

Beni TR, Hand Out Bahan Bangunan, Pusditek PU – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung.

PEDC, 1983, Teknologi Bahan 1, Bandung







Powered By Blogger